Sunday, May 1, 2011

budaya indonesia


Budaya Indonesia Timur

Budaya dalam arti seluas-luasnya sangat berkaitan dengan kultur budi-pekerti suatu suku bangsa. berpuluh-puluh bahkan beratus-  suku bangsa khususnya di Indonesia Timur yang mencerminkan betapa kaya nya budaya kita.
Sebagai contoh, di Propinsi Sulawesi Selatan dihuni oleh beberapa suku antara lain Suku Makassar (Maros, Ujung Pandang, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba) mirip-mirip sama atau bahkan sangat berbeda dengan Suku Selayar (P Selayar,), Bugis (Pangkep,Barru, Pare-pare,Sidrap,Pinrang, Wajo,Palopo, Bone), Mandar (Polewali,Majene,Mamuju) Mamasa,, enrekang, Toraja (Makale).
Beberapa perbedaan yang merupakan ciri khas dari suatu suku bangsa yang memperkaya budya bangsa indonesia antara lain:
Upacara Penjemputan tamu, Syukuran sehabis panen, Pengantin, Pemakaman, Kesenian/ Tari-tarian dan lain sebagainya.
Sebelum saya melanjutkan tulisan ini , judul Budaya Indonesia Timur di baca Budaya di Indonesia Bahagian Timur
Tari Modero , Tarian Rakyat Suku Mori di Sulawesi Tengah:
Kesenian ini diselenggarakan hampir disemua desa pada waktu musim panen sebagai tanda syukur dan pada rangkaian acara pernikahan. Dijadikan pula ajang pertemuan antara cewe dengan cowo, Menari bersama dalam beberapa lingkaran bersusun bisa sampai 5 atau 10 atau lebih  lingkaran, ditengahnya dinyalakan api unggun, dan seorang memukul gendang yang berirama, disiapkan pula tempat minuman biasanya minuman dari arak (Saguer) dan daging dendeng bakar. Tarian dimulai dari jam 9 malam sampai pagi, sambil menari mendendangkan pantun khas daerah tersebut, bagi yang kelelahan dapat beristrahat sambil baring di tengah2 lingkaran., siapa saja dapat ikut dan bargabung dalam tarian tersebut, terkadang wisatawan manca negara pun ikut bergabung.
Irama gerakan mulai dari gerakan dasar /Tingkat pertama sampai dengan gerakan irama yang tersulit (tingkat ke 9) dan semua beraturan . Kalau tidak tau gerakannya, jangan khawatir, bergabung saja diantara gadis gadis yang cantik, ia akan menggandeng tangan anda dan menuntun, tidak peduli ia mempunyai pasangan atau tidak.. Kalau Anda hanya berdiri dipinggiran lingkaran.., tunggu saja tidak lama kemudian anda dijemput untuk bergabung..tetapi Anda jangan sampai salah persepsi.
Tari Molulo Tarian Pergaulan Rakyat Sulawesi Tenggara
Tari Molulo, perkembangannya  merupakan tarian pergaulan, yang umumnya dibawakan oleh para muda-mudi.Tarian ini dibawakan sambil bergandengan tangan dengan membentuk lingkaran,dan kadang bila banyak peminat ,bisa sampai beberapa lingkaran yang dibuat, bukan lingakaran yang terpisah, tapi dalam lingkaran ada lingkaran lagi.
Awalnya Tarian ini diiringi dengan alat-alat musik tradisional lainnya.Tapi sekarang cukup diiringi Band ataupun Organ Tunggal,dan kalau mau yang sederhana, cukup dengan memutar lagunya lewat CD, atau, cukup pake Tape. Lagu yang sering dimainkan adalah lagu Daerah, maupun Lagu-lagu lainnya yang kira-kira cocok.
Sebenarnya kedua tarian rakyat tersebut diatas sangat mirip, hampir-hampir sama, irama/ lagu yang mengiringinya, menari membuat lingkaran, yang berbeda hanya gerakan dasanya saja. menurut penjelasan salah seorang tetua suku mori (keturunan langsung Raja Mori terakhir “Marunduh”, bahwa tarian Mori sebenarnya berasal dari tarian Molulo
Tari Cakalele – tarian tradisional Maluku
Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan. Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sedangkan penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup. Tari Cakalele disebut juga dengan tari kebesaran, karena digunakan untuk penyambutan para tamu agung seperti tokoh agama dan pejabat pemerintah yang berkunjung ke bumi Maluku. Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya. (1) Pakaian berwarna merah pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap bumi Maluku, serta keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang. (2) Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. (3) Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat
Jangan disangka bahwa tarian cakalele hanya ditemukan di Maluku, tarian ini sering juga saya lihat di Wilayah Mori yaitu pada acara perkawinan Adat Mori untuk menyambut mempelai pria, tetapi tentu saja telah dimodifikasi . 
Kedua tarian rakyat dan banyak lagi yang lainnya yang memperkaya khasanah budaya Nusantara.    

No comments:

Post a Comment