Sunday, May 1, 2011

Gempa bumi besar Hanshin


Gempa bumi besar Hanshin
Gempa bumi besar Hanshin-Awaji (阪神・淡路大震災, Hanshin-Awaji daishinsai?) adalah gempa bumi yang terjadi di Jepang pada tanggal 17 Januari 1995 pukul 5:46:42 pagi dengan episentrum di sebelah utara Pulau Awaji yang terletak di bagian selatan Prefektur Hyogo. Gempa bumi disebabkan oleh tiga buah lempeng: lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia yang saling bertabrakan. Gempa bumi yang berlangsung selama 20 detik ini mengakibatkan kerusakan besar kota Kobe yang terletak sekitar 20 km dari pusat gempa.
Gempa bumi memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban jiwa 140.000 orang.
Gempa bumi besar Hanshin-Awaji menimbulkan korban jiwa dan kerusakan dalam skala besar di daerah Hanshin (Kobe, Ashiya, Nishinomiya, Takarazuka, Amagasaki, Itami), pulau Awaji, dan kota Toyonaka yang terletak di Prefektur Osaka.
Gempa bumi berkekuatan sampai 7,2 pada skala Richter di beberapa tempat di daerah Hanshin dan pulau Awaji. Getaran juga masih dapat diukur di Iwaza (Prefektur Fukushima) yang terletak di Jepang bagian utara, serta Kagoshima dan Nagasaki yang terletak Jepang bagian barat.

Kerugian

  • Korban jiwa: 6.434 orang, korban hilang: 3 orang, luka berat-ringan: 43.792 orang
  • Korban yang mengungsi: di atas 300.000 orang
  • Total kerusakan rumah tinggal: 250.000 bangunan dengan perincian 104.906 hancur total, 144.274 hancur sebagian, 390.506 bangunan rusak, sekitar 460.000 keluarga kehilangan tempat tinggal atau tempat tinggal mengalami kerusakan
  • Korban akibat kebakaran: 7,483 bangunan terbakar habis, di antaranya 6.148 bangunan tempat tinggal (rumah dan apartemen), 9.017 keluarga kehilangan tempat tinggal
  • Kerugian lain: jalan dan jalan raya mengalami kerusakan di 10.069 tempat, 320 bangunan jembatan mengalami kerusakan, kerusakan pinggiran sungai di 430 tempat, tanah longsor di 378 tempat.
  • Total kerugian: 10 triliun yen, sebesar 2.5% dari GDP Jepang pada saat itu.

Kerusakan bangunan dan sarana jalan

Patahan Nojima penyebab Gempa bumi besar Hanshin-Awaji
Gempa bumi mengakibatkan infrastruktur yang disebut "lifeline", seperti jalan, jalur kereta api, listrik, air minum, gas, dan telekomunikasi menjadi lumpuh total.
Kebakaran besar menyusul gempa bumi ditambah terjadinya badai api hampir memusnahkan semua bangunan rumah tinggal di distrik Shin-Nagata kota Kobe, tapi usaha pemadaman yang dilakukan berhasil mencegah kerugian lebih besar.
Di kota Nishinomiya, rumah-rumah tinggal yang dibangun di atas punggung bukit terbawa tanah longsor sehingga memakan korban jiwa dalam jumlah besar.
Foto stasiun KA JR Rokkomichi yang hancur dan foto stasiun Hankyu Itami yang runtuh bersama kereta api yang siap berangkat di saat terjadinya gempa pada pukul 05:46 pagi menjadi bukti-bukti kekuatan Gempa bumi besar Hanshin. Foto jalan layang Hanshin Expressway yang runtuh juga mendominasi halaman utama surat kabar di seluruh dunia di hari-hari sesudah gempa bumi terjadi.
Jaringan kereta api juga mengalami kerusakan berat, hanya sepertiga dari rel kereta api antara Osaka dan Kobe yang dapat dipakai. Jalur KA Hanshin mengalami kerusakan yang paling parah karena sebagian besar tiang penyangga rel yang dibangun pada tahun 1967 tidak didesain untuk tahan gempa. Tiang-tiang penyangga rel banyak yang runtuh menimpa jalan raya di bawahnya sehingga jalan tidak dapat dilewati. Stasiun KA bawah tanah Daikai yang ada di kota Kobe juga amblas mengakibatkan jalan raya yang ada di atasnya ikut runtuh.
Jalan layang Hanshin Expressway yang menghubungkan Osaka dan Kobe runtuh sebanyak 10 ruas jalan di tiga tempat, sehingga jalur lalu lintas ke/dari kota Kobe putus. Pelabuhan Kobe juga mengalami kerusakan sehingga kegiatan bongkar-muat tidak dapat dilakukan. Sebagian besar jalan tol pelabuhan juga runtuh dan baru bisa dibuka kembali pada tanggal 30 September 1996.
Jalan Meishin Expressway yang menghubungkan Nagakute di luar kota Nagoya (Prefektur Aichi) dengan Nishinomiya hanya mengalami kerusakan ringan, tapi sempat ditutup selama beberapa minggu untuk kendaraan umum kecuali kendaraan yang mengangkut bantuan.
Tiang penyangga rel kereta Shinkansen yang terletak tinggi di atas tanah mengalami kerusakan, sehingga jalur kereta Shinkansen ke Jepang bagian barat terputus, tapi Bandara Internasional Kansai yang dibangun di atas pulau buatan tidak mengalami kerusakan.
Jembatan Akashi-Kaikyo yang sedang dibangun di dekat episentrum gempa tidak mengalami kerusakan, tapi rentang jembatan bertambah lebar 1 meter akibat menjauhnya lempeng tektonis.

Kegiatan relawan

Jumlah relawan yang membantu korban gempa bumi rata-rata sekitar 20.000 orang per hari. Dalam 3 bulan pertama, total relawan yang datang membantu sekitar 1.170.000 orang. Pemerintah Jepang kemudian menetapkan tanggal 17 Januari sebagai Hari Relawan dan Penanggulangan Gempa Bumi.

Penamaan gempa

Di hari-hari sesudah gempa, sebagian besar surat kabar di Jepang menggunakan istilah Gempa bumi besar Kansai (関東大震災, Kansai daishinsai?) karena kehancuran terjadi dalam skala besar yang bisa dibandingkan dengan Gempa bumi besar Kanto (関東大震災, Kanto daishinsai?).
Kantor meteorologi Jepang menggunakan istilah Heisei nana-nen (1995-nen) Hyogo-ken nambu jishin (平成7年(1995年)兵庫県南部地震?, Gempa bumi Prefektur Hyogo bagian selatan) yang ternyata kurang populer karena daerah yang menderita gempa bumi bukan hanya Prefektur Hyogo bagian selatan.
Istilah populer untuk gempa bumi ini adalah Gempa bumi besar Hanshin (阪神大震災, Hanshin daishinsai?, bahasa Inggris: Great Hanshin Earthquake) yang dipakai pertama kali oleh surat kabar Mainichi, sedangkan nama gempa bumi ini secara resmi adalah Gempa bumi besar Hanshin-Awaji (阪神・淡路大震災, Hanshin-Awaji daishinsai?), mengikuti istilah yang digunakan pemerintah Jepang.










Gempa bumi Bengkulu 2007
Gempa Bumi Bengkulu 12 September 2007

Peta pulau Sumatra, menunjukkan lokasi gempa besar dan gempa-gempa susulan.
Tanggal
Kekuatan
8.4 Mw [1] atau 7.9 SR[2]
Kedalaman:
30 kilometer
Episentrum:
Negara yang terkena
Korban:
21 tewas;[3] ratusan terluka [4]
Gempa Bumi Bengkulu 2007 adalah rangkaian gempa yang terjadi di Palung Jawa, di lepas pantai Bengkulu, Sumatra, Indonesia. Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami di pantai-pantai Samudra Hindia, yang kemudian dicabut.
Gempa awal memiliki kekuatan 8.4 Mw [1] atau 7.9 SR[2], terjadi pada tanggal 12 September 2007 pukul 18.10 WIB[5]. Pusat gempa terletak kira-kira 10 km di bawah tanah, sekitar 105 km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km dari ibukota Jakarta. Gempa utama ini diikuti oleh serangkaian gempa susulan, yang berkekuatan sekitar  5 through 6 Mw pada patahan yang sama. Gempa utama tersebut juga disusul dengan gelombang pasang yang kemudian membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk dan bangunan publik di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai sampai setinggi 1 meter.[6]
Gempa besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.8  Mw,[7] pada 13 September (WIB) di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526°LS 100.963°BT -- 188 km dari Padang, Sumatra Barat, di kedalaman 10 km. Gelombang pasang yang terjadi di Thailand dan pengamatan ilmiah lainnya di Samudra Hindia setelah gempa kedua ini memicu peringatan tsunami kedua.[8]

Gempa bumi dan tsunami Sendai 2011

Gempa bumi dan tsunami Sendai 2011 (東北地方太平洋沖地震, Tōhoku Chihō Taiheiyō-oki Jishin[5]?, secara harfiah "Gempa bumi lepas pantai Samudra Pasifik wilayah Tōhoku") adalah sebuah gempa bumi dorongan kuat berkekuatan 9,0 yang mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 10 m (33 kaki).[6] Gempa ini berkekuatan 7[7] berdasarkan skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di utara Prefektur Miyagi, Jepang. Laporan awal menyatakan kekuatan sebesar 7,9,[7] sementara peringatan tsunami JMA menyebutkan 8,4,[8] dan akhirnya 9,0. Fokus gempa bumi dilaporkan berada di lepas pantai Semenanjung Oshika, pantai timur Tōhoku pada 11 Maret 2011, pukul 05:46 UTC (14:46 waktu setempat) pada kedalaman 24.4 kilometere (15,2 mi).[9] Laporan Japanese National Police Agency (JNPA) menyatakan bahwa 13.116 tewas dan 14.377 lainnya hilang di enam prefektur,[10][11] meski dikhawatirkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.[12][13]
Kekuatan 9,0 menjadikan gempa ini sebagai gempa terbesar yang mengguncang Jepang sepanjang sejarah[6] dan satu dari empat gempa terbesar di dunia sejak pencatatan gempa modern dimulai.[14] Gempa ini dianggap sebagai yang terbesar yang mengguncang Jepang dalam 1.200 tahun terakhir.[15]

Gempa bumi

Gempa utama didahului oleh serangkaian gempa awal dengan kekuatan 7,2 MW pada 9 Maret yang terletak 40 kilometeer (25 mi) dari zona gempa 11 Maret, dan diikuti oleh tiga gempa lainnya pada hari yang sama di atas 6 MW.[6] Satu menit sebelum gempa, Peringatan Awal Gempa Bumi yang terhubung dengan sekitar 1.000 seismometer di Jepang mengirimkan peringatan di televisi mengenai gempa selanjutnya kepada jutaan orang. Hal ini diduga telah menyelamatkan banyak jiwa.[16]
Gempa terjadi di sebelah barat Samudera Pasifik, 130 kilometeer (81 mi) di timur Sendai, Honshu, Jepang. Episenternya terletak 373 kilometeer (232 mi) dari Tokyo, menurut United States Geological Survey (USGS). Beberapa gempa susulan dilaporkan setelah gempa awal sebesar M8,9 pukul 14:46 waktu setempat. Gempa susulan sebesar 7,0 terjadi pukul 15:06 waktu setempat, M7,4 pukul 15:15 waktu setempat dan M7,2 pukul 15:26 waktu setempat.[17] Lebih dari seratus gempa susulan berkekuatan 4,5 atau lebih besar terjadi sejak gempa pertama.[18]
Awalnya dilaporkan berkekuatan 7,9 oleh USGS, magnitudo gempa langsung dinaikkan hingga 8,8 dan 8,9 [6], dan akhirnya 9,0 atau 9,1. [2] [19] Gempa ini terjadi di Palung Jepang, tempat subduksi Lempeng Pasifik di bawah Lempeng Amerika Utara. Gempa sebesar ini biasanya memiliki retakan sepanjang 480 kilometeer (300 mi) dan memerlukan jalur patahan yang relatif lurus. Karena pinggiran lempeng dan zona subduksi di kawasan ini tidak terlalu lurus, gempa di daerah ini dapat mencapai 8 hingga 8,5, dan magnitudo gempa ini mengejutkan bagi sejumlah seismolog.[20] Kawasan hiposenter gempa ini memanjang dari lepas pantai Prefektur Iwate hingga Ibaraki.[21] Badan Meteorologi Jepang mengatakan bahwa gempa ini mungkin meretakkan zona patahan dari Iwate hingga Ibaraki dengan panjang 400 kilometeer (250 mi) dan lebar 200 kilometeer (120 mi).[22] Diduga bahwa gempa ini memiliki mekanisme yang sama seperti gempa besar lain tahun 869 yang juga mengakibatkan tsunami besar.[23]
Gempa ini menempati tingkat maksimum 7 pada skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di Kurihara, Prefektur Miyagi.[7][24] Tiga prefektur lain—Fukushima, Ibaraki dan Tochigi—mencatat tingkat 6 atas pada skala JMA. Stasiun seismik di Iwate, Gunma, Saitama dan Prefektur Chiba mencatat tingkat 6 bawah di kawasan itu dan tingkat 5 atas di Tokyo.
Seorang pejabat lokal di kota Kurihara, Prefektur Miyagi yang paling parah kerusakannya melalui wawancara telepon oleh Agence France-Presse (AFP) mengatakan:
Kami mengalami guncangan hebat untuk sementara sehingga kami perlu berpegangan pada sesuatu agar tidak jatuh. Kami tidak dapat langsung keluar dari gedung karena guncangannya berlanjut... Para pejabat kota sekarang berada di luar dan mengumpulkan informasi tentang kerusakan.[25]
Sebuah gempa berkekuatan 6,7 menurut JMA terjad pukul 18:59 UTC< 11 Maret (03:59, 12 Maret waktu lokal).[26] Hiposenternya terletak di Prefektur Niigata pada kedalaman 10 kilometeer (6,2 mi). Gempa ini tercatat pada tingkat 6 atas menurut skala intensitas JMA di Prefektur Nagano dan 6 bawah di Niigata.

Tsunami

Peta perkiraan distribusi gelombang tsunami untuk gempa Sendai 2011 dari NOAA AS.
Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami untuk pantai Pasifik Jepang dan sedikitnya 20 negara, termasuk seluruh pantai Pasifik Amerika dari Alaska ke Chili[27][28][29][30] Peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh Jepang adalah yang paling serius dalam skala peringatannya dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 10 m (33 kaki).[31] Menurut kantor berita Kyodo, gelombang tinggi terlihat di Bandar Udara Sendai pukul 3:55 sore JST yang berada dekat pesisir prefektur Miyagi[32][33] dengan gelombang yang mampu memindahkan kendaraan dan membanjiri banyak bangunan ketika masuk ke daratan.[34] Kantor berita Kyodo melaporkan tsunami setinggi empat meter (13 ft) menerjang Prefektur Iwate di Jepang. Gelombang setinggi 0.5-m (20 in) menerjang pantai utara Jepang.[35][25] Laporan menyebutkan bahwa dinding air lebih tinggi dari sejumlah pulau di Pasifik dan bahaya tsunami memunculkan peringatan untuk hampir seluruh daerah di Samudra Pasifik.[36]
United States West Coast and Alaska Tsunami Warning Center mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir California dan Oregon dari Point Conception, California hingga perbatasan Oregon-Washington.[30] Penduduk di Seaside dan Astoria, Oregon diberitahu melalui panggilan mundur 911 dan sirene pada jam-jam pagi untuk mengevakuasi wilayah rendah; sekolah negeri ditutup pada hari itu.[37] Ketika tsunami menghantam Guam, dua kapal selam AS ditarik dari penjangkarannya dan segera ditarik dengan bantuan kabel.[38] Tsunami setinggi 2 meter menghantam sebagian Hawaii dengan gelombang mencapai 30 meter ke daratan di sisi selatan Big Island, namun tidak ada kerusakan yang dilaporkan.[39]
Perkiraan waktu terjangan tsunami.

Dampak di negara lain

Daerah
Evakuasi
Peringatan tsunami
Tinggi tsunami
Kematian
Sumber
Ya
Ya
10 cm (3,9 in)
0
Guam, AS
Ya
Ya
40 cm (16 in)
0
Ya
Ya
40 cm (16 in)
0
Hawaii (sebagian besar), AS
Ya
Ya
2.1 m (6,9 kaki)
0
Filipina (sebagian besar)
Ya
Ya
m (3,3 kaki)
0
Ya
Ya
11 cm (4,3 in)
0
Ya
Ya
m (3,3 kaki)
1 Tewas
Ya
Ya
"Dua gelombang kecil"
0
Tidak diketahui
Tidak diketahui
3.3 m (11 kaki)
0
Ya
Ya
3.3 m (11 kaki)
0
Tidak
Tidak
1.5 m (4,9 kaki)
0
Maui, Hawaii, AS
Ya
Ya
2.1 m (6,9 kaki)
0
Ya
Ya
1.5 m (4,9 kaki)
0
Kepulauan Aleut, Alaska, AS
Ya
Ya
1.5 m (4,9 kaki)
0
Pantai Kona di Big Island, Hawaii, AS
Ya
Ya
3.7 m (12 kaki)
0
Pulau Wake, Hawaii, AS
Ya
Ya
1.8 m (5,9 kaki)
0
Ya
Ya
m (6,6 kaki)
1 tewas
Pantai Pasifik Meksiko
Tidak diketahui
Ya
70 cm (2,3 kaki)
0

Gempa bumi besar Kanto 1923

Gempa bumi besar Kanto (関東大震災, Kantō daishinsai?) adalah gempa bumi yang melanda dataran Kanto di Pulau Honshu Jepang pada tanggal 1 September 1923 pukul 11:58 pagi hari.
Gempa bumi diperkirakan kemudian berkekuatan antara 7,9 dan 8,4 dalam skala Richter dengan episentrum di Teluk Sagami dan Pulau Izuōshima. Gempa bumi menimbulkan kerusakan massal pada wilayah Kanto: Tokyo, kota pelabuhan Yokohama, dan prefektur di sekitarnya: Prefektur Chiba, Prefektur Kanagawa, dan Prefektur Shizuoka.
Menurut sumber yang bisa dipercaya, gempa bumi memakan korban jiwa paling sedikit 105.385 orang, 37.000 orang hilang yang diperkirakan tewas. Kebakaran yang menyusul gempa bumi merupakan sebab kematian yang terbesar.

Kekuatan gempa

Gempa bumi terdiri dari 3 kali goncangan yang berlangsung selama 5 menit:
  • 1). Goncangan pertama yang kekuatan 7,8 dalam skala Richter terjadi pukul 11:58 tanggal 1 September 1923
Goncangan yang serupa juga terjadi persis di bawah kota Odawara dan Semenanjung Miura selang 15 detik sesudah goncangan utama. Gempa disebabkan oleh pinggiran lempeng mencuat ke atas akibat lempeng Filipina yang masuk ke dalam.
  • 2). Goncangan kedua: 7.3 dalam skala Richter
  • 3). Goncangan ketiga: 7.2 dalam skala Richter

[sunting] Tsunami

Daerah sepanjang pantai Samudera Pasifik mulai semenanjung Bōsō, Teluk Sagami, pantai timur Semenanjung Izu, Kepulauan Izu sampai Kepulauan Ito dilanda tsunami beberapa menit sesudah gempa:
  • Di kota Atami, tercatat tinggi tsunami 12 meter
  • Di Semenanjung Bōsō, tercatat tinggi tsunami 9 meter.
Sekitar seratus orang hilang dibawa tsunami di Pantai Yui-ga-hama, Kamakura (Prefektur Kanagawa), sedangkan korban di daerah Enoshima sebanyak 50 orang.

[sunting] Gempa susulan

  • Pada hari yang sama (1 September 1923)
  • Tanggal 2 September 1923
    • pukul 11:46 lepas pantai Katsuura di Prefektur Chiba: 7,3 skala Richter
    • pukul 18:27 lepas pantai Semenanjung Bōsō: 7,1 skala Richter
    • pukul 22:09 Prefektur Kanagawa bagian barat: 6.5 skala Richte
    • Gempa bumi Kaohsiung 2010
Gempa bumi Kaoshiung 2010 adalah sebuah gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter yang terjadi pada 4 Maret 2010 pada 00.18.52 (UTC). Episentrum gempa berlokasi di daerah pegunungan Kabupaten Kaohsiung di wilayah selatan Taiwan.[2][3] Gempa ini merupakan gempa terkuat yang pernah terjadi di Kaohsiung sejak tahun 1900.[4] Gempa ini tidak mengakibatkan adanya korban jiwa, tetapi tercatat 96 orang mengalami luka-luka.[1]

Kerusakan

545.066 rumah mengalami pemadaman listrik.[5] Jembatan yang menghubungkan Kaohsiung dengan Kabupaten Pingtung ditutup setelah mengalami kerusakan akibat gempa.[5] Sejumlah kereta dari layanan Kereta Cepat Taiwan mengalami gangguan,[6] dan satu kereta keluar rel ketika melakukan pengereman mendadak.[7] 340 bangunan sekolah mengalami kerusakan. Selain itu satu rumah ibadah dan bangunan kuno runtuh.[8]
Pabrik Everest Textile Co., Ltd mengalami kebakaran di Kabupaten Tainan.[9] Perusahaan mengalami kerugian 100 juta Dolar baru Taiwan akibat kebakaran. Gempa juga menyebabkan kerugian sebesar 1 triliun Dolar baru Taiwan akibat kerusakan pada beberapa produsen industri teknologi tinggi.[10]

Gempa susulan

Gempa susulan beberapa kali dirasakan, dengan gempa susulan terbesar dirasakan dengan kekuatan 5,7 skala Richter.[11]

No comments:

Post a Comment