Saturday, April 30, 2011

gempa bumi jepang


Gempa Jepang 8,9 SR dan Fenomena Supermoon 
Gagah Wijoseno - detikNews
Gempa Jepang 8,9 SR dan Fenomena Supermoon
Jakarta - Gempa dahsyat di Jepang terjadi setelah muncul spekulasi tentang efek dari fenomena Supermoon. Supermoon adalah fenomena bulan terlihat sangat besar di langit karena berada dalam posisi terdekatnya dengan bumi selama 18 tahun terakhir.
Sehari sebelum gempa Jepang terjadi, ada sebagian orang yang mencoba mengaitkan fenomena Supermoon dengan kemungkinan adanya 'kekacauan di bumi'. Teori konspirasi yang beredar di internet menyebutkan Supermoon bisa memicu kemunculan gelombang tinggi, gempa bumi, dan gunung meletus.
Seperti yang diberitakan thesun.co.uk, Sabtu (12/3/2011), pada tanggal 19 Maret bulan hanya berjarak 221.567 mil dari bumi dan peneliti amatir sudah memprediksikan munculnya kondisi ekstrim di bumi.
Blogger Daniel Vogler dalam tulisannya di AccuWeather mengungkapkan fakta kalau terakhir kali fenomena Supermoon muncul pada 10 Januari 2005, hampir 2 minggu setelah gempa dahsyat 9.0 SR yang meluluhlantakkan Aceh. "Jadi waspadalah, sesuatu yang 'besar' bisa terjadi saat-saat ini," ujar Vogler.
Supermoon terjadi pada tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005. Dan pada tahun-tahun itu kondisi cuaca sangat ekstrem.
Sementara itu, ahli lain tidak setuju kalau supermoon ada kaitannya dengan gempa Jepang. Prakirawan cuaca John Kettley mengatakan bulan tidak bisa menyebabkan aktivitas geologi, tetapi cuma gelombang tinggi.
"Jika gelombang tinggi dibarengi dengan cuaca buruk, paling-paling efeknya hanya terasa di daerah pesisir," terang Kettley.
Pengelola Pusat Internasional untuk Radio Astronomy, Pete Wheeler, menjelaskan tidak akan ada gempa atau gunung meletus jika memang sudah waktunya.
"Bumi hanya akan mengalami gelombang tinggi saat itu (Supermoon-red) terjadi," jelasnya. (gah/lh)

Gempa Cilacap Terkait Gempa Pangandaran
JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bermagnitud 7,1 SR yang mengguncang kawasan Cilacap, Senin (4/4/2011) dinihari diduga berkaitan dengan gempa Pangandaran yang terjadi tahun 2006. Meski demikian, pengamat gempa ITB Irwan Meilano mengatakan, kedua gempa memiliki karakter yang berbeda.
"Analisis sementara menunjukkan bahwa gempa tidak terjadi di bidang kontak antar lempeng Indo-Australia dan Eurasia, tetapi di dalam lempeng Eurasia," jelasnya ketika dihubungi Kompas.com, Senin.
Hal itu berkaitan dengan sudut yang terlalu curam, berbeda dengan gempa Pangandaran yang tergolong landai. "Sudut gempa Cilacap ini curam, mungkin lebih dari 30 derajat," kata Irwan.
Ia juga menjelaskan bahwa mekanisme terjadinya gempa Cilacap adalah mekanisme normal, artinya sesar turun. Ini berbeda dengan gempa Pangandaran yang terjadi akibat sesar naik.
"Dari mekanisme tersebut, gempa ini tidak terjadi akibat pelepasan energi di bidang kontak antar lempeng," tandas Irwan lagi.  Analisis lebih lanjut saat ini sedang dilakukan dan diharapkan selesai hari ini. 
Seperti diberitakan, menurut catatan BMKG gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer di 293 km barat daya Cilacap atau 10,01 derajat Lintang Selatan dan 107,69 derajat Bujur Timur.
Gempa Jogja 21 Desember 2010 | Berita terkini Gempa Jogjakarta
Gempa Jogja 21 Desember 2010 Berita terkini Gempa Jogjakarta hari ini jogja kembali terguncang gempa dengan kekuatan 5.8 SR, dimana gempa yogjakarta hari ini 21 desember 2010 tersebut terasa sampai daerah pacitan jawa timur, Warga yang berada di dalam rumah, gedung perkantoran, dan sekolah pun panik hingga berlarian ke luar ruangan
"Getaran terasa sekitar 5 detik," kata warga Pacitan, Andri yang memberikan informasi melalui fasilitas Info Anda detikcom, Selasa (21/12/2010).
Gempa terjadi sekitar pukul 10.59 WIB. Andri yang bekerja sebagai sopir bus Aneka Jaya dan tengah menunggu penumpang di Terminal Pacitan ini, melihat warga di sekitar terminal panik dan berlari ke luar ruangan.
"Yang di Puskesmas, di sekolah keluar, panik takut ada apa-apa," imbuh Andri.
Namun dia menegaskan, tidak ada kerusakan bangunan atau warga yang terluka akibat gempa ini. "Saat ini warga masih di luar, khawatir ada gempa susulan, tapi semua baik-baik saja," tutup Andri yang dihubungi pukul 11.15 WIB.
Diketahui Situs BMKG mencatat, pusat gempa berada di 140 Km tenggara Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Gempa terjadi pada pukul 10.59 WIB, Selasa (21/12/2010) dengan kedalaman 16 km.
Sampai sekarang ini belum di ketahui pusat gempa joga hari ini, dan kita terus menunggu foto dan video gempa jogja 21 desember 2010 ini, karena terjadinya gempa berkekuatan 5.8 SR ini begitu cepat mengguncang kota pelajar tersebut, demikian berita terkini seputar gempa Jogjakarta hari ini.

Gempa Besar di Mentawai Masih Mengancam
KOMPAS.com — Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter atau 7,7 Magnitude yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (25/10/2010) pukul 21.42.20 WIB lokasinya lebih ke utara dari pusat gempa 6,6 Mw pada September 2007. Pusat gempa ini lebih dekat ke major lock patch Mentawai yang berpotensi menimbulkan gempa besar 8,8 Mw.
Menurut laporan Pusat Gempa Nasional Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada 3,61 Lintang Selatan-99,93 Bujur Timur. Kedalamannya 10 kilometer atau termasuk gempa dangkal. Lokasi episentrum itu berjarak 78 kilometer barat daya Pulau Pagai Selatan di Kepulauan Mentawai.
"Gempa kemarin bisa merupakan prekursor ke gempa lebih besar. Kelihatannya tinggal selangkah lagi ke klimaksnya. Mudah-mudahan masih hitungan tahun, bukan hari, minggu, atau bulan. Yang jelas, desakan pada 'Si Raksasa gempa Mentawai yang sudah matang itu' sudah semakin tinggi," kata Danny Hilman, pakar geologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pusat gempa besar yang dimaksud Danny berada di bawah Siberut-Sipora-Pagai Utara. Analisis ini berdasarkan penelitiannya terhadap fenomena kegempaan tektonik di Sumatera sejak 1990-an.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Fauzi memperkirakan, rentetan gempa moderat antara 6 skala Richter (SR) dan 7 SR sejak beberapa tahun terakhir di dekat pusat gempa berskala lebih dari 8 SR itu memberikan efek mengurangi energi yang menekan di segmen itu.
Tsunami
Meski episentrum gempa berada di Zona Penunjaman, menurut Fauzi, tidak ada dislokasi permukaan dasar laut yang berarti hingga menimbulkan tsunami yang relatif besar. Beberapa jam setelah gempa berskala 7,2 SR itu, gempa susulannya hanya berkisar 5 SR.
Menurut laporan yang diterima Danny, gempa di perairan selatan Pulau Pagai Selatan ini menimbulkan tsunami hingga 3 meter di Pulau Pagai. Namun, tsunami di pesisir barat Sumatera, terutama di sekitar Padang, semakin rendah. Hal ini disebabkan gelombang pasang itu terhalang oleh Pulau Pagai-Sipora.
Data ketinggian tsunami tersebut berbeda dengan pasang surut yang terekam pada Stasiun Pasang Surut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) di Padang dan Tanah Bala atau Nias Selatan. Kenaikan pasang surut yang terpantau di stasiun tersebut hanya 0,5 meter.

Tsunami Padang

“Tsunami itu pasti melanda ke Kota Padang. Namun kapan waktunya tidak bisa ditentukan….” Pernyataan seperti ini bukan suatu hal yang baru lagi, karena ungkapan ini selalu didengungkan oleh berbagai kalangan, termasuk bagi para para pakar dan peneliti terkait, maupun oleh masyarakat umum yang tidak mengerti apa-apa tentang teori tsunami
Mengungkap apa yang terjadi didasar laut perairan Sumbar yang berfokus pada perairan barat Kepulauan Kabupaten Mentawai yang diprediksikan sangat berpotensi terjadinya tsunami, sejumlah peneliti dari luar negeri maupun dari tingkat nasional sendiri telah melakukan upaya penelitian dengan berbekal teori, sejarah, sejumlah alat pendukung lainnya maupun dengan peralatan alat apa adanya.
John McClosky, profesor lingkungan dari Universitas Ulster Inggris, pernah mengatakan bahwa dua gempa besar bisa menciptakan gelombang laut setinggi 10 meter di sepanjang Pantai Sumatra. Kota Padang termasuk salahsatu yang terkena dampak tsunami.
Pakar gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja, juga pernah mengatakan kawasan Mentawai, Padang, Bengkulu dan daerah barat Sumatra lainnya sangat berpotensi gempa besar yang bisa diiringi tsunami di Mentawai. Gempa yang berpusat di sekitar Mentawai akan menimbulkan tsunami yang bakal menerjang ibukota Sumatera Barat dalam waktu 10 menit setelah gempa terjadi.
Ancaman gempa besar dan tsunami di pantai barat Sumatera ini, menurutnya, bukan hanya datang dari Pulau-pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan, tapi juga pulau lain di gugusan Kepulauan Mentawai, yaitu Pulau Sipora yang pernah terguncang gempa tahun 1600-an dan Siberut di tahun 1797.
Sementara itu, Tim peneliti Indonesia-Prancis yang dimotori Haryadi Permana (peneliti di Pusat Penelitian Geotekonologi LIPI), Satish Singh (profesor dari Institut de Physique du Globe Paris) beserta 13 peneliti lainnya yang memimpin penelitian kelautan Pre-Tsunami Investigation of Seismic Gap (PreTI-Gap) mengatakan, mereka menemukan bekas megalongsor di sebelah timur Siberut.
Diduga longsor itu penyebab tsunami yang menerjang Padang 1797 lalu. Terlebih ditemukan pula backthrust atau sesar gempa di antara Kepulauan Mentawai dan daratan Sumatera, sesar yang sama yang diduga menyebabkan Pulau Nias saat ini “nungging” ke arah timur, berlawanan dengan efek tumbukan antarlempeng benua di zona subduksi di sebelah baratnya. Ia mengatakan, bahaya longsor di tebing dasar laut dekat Padang, berpotensi mengundang tsunami.
Pakar dari Amerika Prof. Sieh, yang berbicara di San Francisco, AS, di Pertemuan American Geophysical Union Fall, juga mengatakan kecemasan para pakar kini difokuskan pada berbagai kejadian yang masih berlaku, ke kawasan yang dikenal sebagai potongan Kepulauan Mentawai.
Zona ini telah mengalami gempa bumi raksasa setiap kira-kira dua abad sekali dan kini mendekati akhir dari rangkaian gempa bumi itu. Prof. Sieh mengatakan tegangan yang terus menumpuk di kawasan itu merupakan bukti dari perilaku garis pantai sebagian ada yang menjadi tenggelam dari permukaan air.
Kenyataannya, lempeng-lempeng itu bergerak dalam bentuk ‘stick-slip,’ yang artinya tanah pada ujung lempeng yang lebih besar dari lempeng yang keberatan menolaknya sehingga terjadi pergeseran. Lempeng besar itu tertolak ke bawah sebelum secara tiba-tiba dia tergelincir kembali ke atas, sehingga menimbulkan gempa bumi besar.\
Beberapa survei yang dilakukan di sepanjang Sumatra menyusul gempa bumi 26 Desember 2005 dan 28 Maret 2006 telah mengungkapkan bahwa pulau-pulau karang telah bermunculan ke permukaan laut seperti daratan.
“Jika anda lihat lebih jauh ke selatan, pohon-pohon bakau dan ciri-ciri pantai masih terlihat di air, mereka belum bangkit. Jadi, kita tahu penegangan masih berakumulasi, jaringan kerja GPS kami memberitahu kami itu masih berakumulasi,” kata Prof. Sieh menjelaskan.
Terakhir, penelitian prediksi tsunami di Sumbar ini dilakukan oleh Tim Survei Bathymetry yang diketuai oleh Dr. Imam Mudita pada akhir November 2008. Ia mengatakan, dangkalnya dasar laut antara Pulau Sipora dengan Pulau Siberut berpotensi besar terhadap tsunami. Namun untuk Kota Padang diprediksikan tsunami tidak sedahsyat yang di Aceh, karena sebelah barat perairan Mentawai memiliki terumbu karang yang bisa meredam kerasnya ombak.
Semua pernyataan dan penelitian yang beralasan ini patut kita hargai. Untuk pengetahuan, mari kita telusuri kembali sejarah tsunami di Kota Padang.
Dari rentetan catatan sejarah yang begitu panjang, terpahat dalam terumbu karang yang bertebaran di perairan Kepulauan Mentawai, pesisir ibukota Sumatera Barat ini. Terbukti bahwa tsunami pernah menerjang Padang pada 10 Februari 1797 akibat gempa bermagnitude momen 8,4, hingga menelan sekitar 300 korban jiwa. Serbuan kedua menurut rekaman terumbu karang menunjuk pada 29 Januari 1833 dengan kekuatan 9,0 hingga mengakibatkan Pagai Selatan mengalami pengangkatan 2 hingga 3 meter.
Zona kegempaan tahun 1883 ini overlap dengan zona yang mengalami gempa tahun 1797. Zona gempa yang “bergerak” ketika gempa tahun 1797 itu lebih luas ke arah barat laut hingga mencakup Siberut.
Pada tahun 2007, terjadi pengangkatan pulau di Mentawai. Pengangkatan itu, bukan disebabkan oleh gempa berskala 7,9 SR yang terjadi pukul 18.10 WIB hari Rabu 12 September 2007 tetapi beberapa jam setelah itu, yaitu gempa berkekuatan 6,6 SR (menurut PGN-BMG) yang berepisentrum di utara Sipora. Sipora adalah pulau yang diapit oleh Siberut dan Pagai Utara dan Selatan.
Berdasarkan data dari antena GPS (Global Positioning System) yang terpasang di Pulau Pagai Selatan dan pemantauan di lapangan, diketahui bagian timur pulau itu mengalami kenaikan 30 cm, sedangkan bagian baratnya menurut laporan pengamatan di lapangan kenaikannya setengah meter.
Sedangkan Sipora menurut laporan komunitas peselancar di daerah itu mengalami kenaikan beberapa puluh sentimeter.Sebaliknya kawasan pantai antara Kota Bengkulu hingga Muko-Muko terjadi penurunan 15 cm. Mekanisme naiknya pulau-pulau di pesisir Padang dan turunnya kawasan Pantai Bengkulu, Jambi, hingga Padang itu merupakan kejadian yang berulang setiap 200 tahunan setiap terjadinya gempa besar. Karena gempa itu sesungguhnya merupakan fenomena yang menunjukkan terjadinya proses pelentingan tepi lempeng Benua Eurasia yang tertekan oleh subduksi lempeng Samudra IndoAustralia. Kecepatan desakan lempeng itu sekitar 60 mm per tahun.
Selain Padang, pada tanggal 24 November 1833, Bengkulu pun diguncang gempa dan disapu tsunami.Hal ini merupakan pengulangan 15 tahun sebelumnya (18 Maret 1818).
Catatan ini bukan untuk menakut-nakuti masyarakat semuanya. Namun semua orang perlu mengetahui kondisi yang terjadi di daerah sendiri, agar bisa waspada dan mampu melakukan sesuatu untuk menyalamatkan diri jika terjadi bencana tsunami. Ini menyangkut masalah nyawa seseorang, jadi baik buruknya informasi, wajib diketahui semua orang.
Gempa Padang Hari Ini Bisa Picu Gempa Dahsyat
VIVAnews - Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter [sebelumnya ditulis 4,0 SR] mengguncang Kota Padang, Jumat, 5 Februari 2010 siang.
Meski kecil, gempa ini tak boleh disepelekan. Menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Sumatera Barat, Ade Edwar, gempa tadi siang terjadi di tumbukan yang sama dengan gempa  7,9 SR yang terjadi 30 September 2009 lalu.
"Kondisi ini perlu diwaspadai karena jarak waktunya semakin dekat.  Dikhawatirkan gempa megatrans yang berpotensi di Mentawai tak mampu menahan energinya," kata Ade Edward pada VIVAnews.
Secara geologi, lanjut dia, gempa megatrans sering kali dipicu dengan lepasnya energi gempa yang berada di sekitarnya.
Dari pantauan rekap gempa yang dilakukan pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana Sumbar, dikhawatirkan waktu munculnya gempa megatrans lebih pendek dari perkiraan sejumlah ahli.
Kekuatannya pun lebih dahsyat dari gempa Sumbar sebelumnya. "Kemungkinan besar skalanya jauh lebih besar dari gempa 30 September lalu," kata Ade Edward.
"Kita berharap warga waspada karena bagaimanapun ahli tidak mampu memprediksi kapan gempa megatrans itu akan terjadi. Hanya saja, warga diminta menanggapinya secara positif," katanya.
Siang tadi sekitar pukul 11:38 Waktu Indonesia Barat, gempa berkekuatan 4,8 SR menggoyang Sumatera Barat. Getaran gempa terasa hingga Padang dan membuat sejumlah orang panik.
Gempa tadi siang berpusat di 53 kilometer barat Pariaman di kedalaman 53 kilometer. Pusdalops Sumbar tidak mencatat terjadinya kerusakan akibat gempa tersebut.
Sementara, menurut hasil penelitian sejumlah ahli, Mentawai yang terletak di pertemuan lempeng Euroasia-Indo Australia, menyimpan energi gempa megatrans dengan kekuatan 8,9 SR.
ALAM
Gempa Getarkan Jakarta
Penulis: Josephus Primus | Editor: Josephus Primus
Senin, 4 April 2011 | 03:20 WIB
http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2008/07/31/055610p.jpg
Illustration
KOMPAS.com — Gempa bermagnitud 6,7 menggetarkan Jakarta pada Senin (4/4/2011) pukul 03:06:39 BBWI. Menurut data dari USGS, lokasi gempa berada di posisi 9,865°Lintang Selatan dan 107,612°Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer. Posisinya berada di kawasan selatan Jawa.
USGS juga menampilkan catatan jangkauan jarak pusat gempa adalah 426 km dari Jakarta, 324 km dari Bandung, 291 km dari Tasikmalaya, dan 224 km dari Pulau Christmas.



Gempa Bumi Tangshan (242.000 tewas)


http://lh3.ggpht.com/_iRCt-m6tg6Y/SfwpXUxNEII/AAAAAAAAHhg/RutMDL3Qq1g/gempa-bumi-tangshan-04.jpg
Gempa bumi Tangshan nerupakan salah satu dari gempa bumi terdahsyat di era moderen dilhat dari jumlah korbannya. Episentrum gempa berada di dekat Tangshan, Hebei, Cina, sebuah kota industri yang dihuni sekitar sejuta penduduk. Gempa terjadi pada pukul 03:42:53.8 waktu setempat (1976 July 27 19:42:53.8 UTC) dan berlangsung selama 15 detik.

Sumber resmi pemerintah Cina mencatat kekuatan gempa 7,8 skala richter meski beberapa sumber menyebutkan hingga 8,2. Gempa ini merupakan gempa pertama dalam sejarah dunia moderen yang menghantam sebuah kota besar.

Pemerintah RRC menolak bantuan dunia internasional dan dikritik karena lambatnya penanganan. Keadaan ini turut menyumbang terjadinya perubahan politis hingga pada akhirnya mengakhiri revolusi budaya bangsa Cina yang tertutup.
Gempa sangat kuat tercatat hari Senin 17 Nov 2008, dini hari
USGS melaporkan gempa ini berkekuatan Magnitude 7.5
Terjadi tepatnya pada Hari Senin, November 17, 2008 pada jam 01:02:32 (dini hari). Lokasi tepatnya pada koordinat  1.289°N, 122.102°E dengan kedalaman  26.1 km (16.2 miles) Kota terdekat adalah Manado yang berjarak 305 km (190 miles).
Kalau dilihat pada peta goyangan (Shake map ini) terbaca goyangan di permukaan mencapai skala VI-VII MMI. Tentusaja ini goyangan sangat kuat dan akan merobohkan bangunan diatasnya.
Walaupun gempa ini berada di laut tetapi kalau goyangan sebesar itu mungkin akan memberikan gelombang air yang cukup kuat. Apalagi seandainya disertai longsoran bawah laut.
Perlu hati-hati, kalau mengingat pada tanggal 4 May tahun 2000, daerah ini pernah dilanda tsunami setelah mengalami gempa berkekuatan 7.5 M. Saya sedang mengumpulkan data-data untuk laporan selanjutnyaKekuatan goyangan yang dirasakan di permukaan
Berdasarkan peta dari USGS, goyangan ini akan dirasakan oleh penduduk di Poso dengan kekuatan VI skala MMI.Detik.com melaporkan Gempa 7,7 Skala Richter dan 6.0 Skala Richter ini juga mengakibatkan 283 rumah warga Buol, Sulawesi Tengah rata dengan tanah. Sebanyak 500 lainnya rusak ringan, sementara 1 orang dilaporkan meninggal dunia.

No comments:

Post a Comment